Minggu, 26 Februari 2012

Gempa Bumi

GEMPA BUMI
Apakah Gempabumi itu ?
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Parameter Gempabumi
  • Waktu terjadinya gempabumi (Origin Time - OT)
  • Lokasi pusat gempabumi (Episenter)
  • Kedalaman pusat gempabumi (Depth)
  • Kekuatan Gempabumi (Magnitudo)
Karakteristik Gempabumi
  • Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
  • Lokasi kejadian tertentu
  • Akibatnya dapat menimbulkan bencana
  • Berpotensi terulang lagi
  • Belum dapat diprediksi
  • Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Mengapa Gempabumi Terjadi ?

Lempeng Tektonik

Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya yaitu: Teori Pergerakan
Benua (Continental Drift) dan Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu litosfir, merupakan batuan yang relatif dingin dan bagian paling atas berada pada kondisi padat dan kaku. Di bawah lapisan ini terdapat batuan yang jauh lebih panas yang disebut mantel. Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua lempeng saling menjauhi (spreading), saling mendekati(collision) dan saling geser (transform).




Jika dua lempeng bertemu pada suatu sesar, keduanya dapat bergerak saling menjauhi, saling mendekati atau saling bergeser. Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal sebagai gempa bumi.
Jalur Gempabumi Dunia






Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.

Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.

Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan tsunami.

Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System / Ina-TEWS).



Akibat Gempabumi
  • Getaran atau guncangan tanah (ground shaking)
  • Likuifaksi ( liquifaction)
  • Longsoran Tanah
  • Tsunami
  • Bahaya Sekunder (arus pendek,gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dll)
Faktor-faktor yang Mengakibatkan Kerusakan Akibat Gempabumi
  • Kekuatan gempabumi
  • Kedalaman gempabumi
  • Jarak hiposentrum gempabumi
  • Lama getaran gempabumi
  • Kondisi tanah setempat
  • Kondisi bangunan
Dampak Gempabumi Terhadap Alam

Macam-macam gempa bumi:
1) Tektonisme
Seperti telah dijelaskan, keragaman 
muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakangerakan di kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakangerakan tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.

Pelengkungan: lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin.
Lipatan: lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan. Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal.
Patahan: terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar.
Retakan: terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retakretak.
2) Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma. Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.
Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk muka bumi antara lain:
(1) kawah, lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api
(2) kaldera, hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah tetapi berukuran jauh lebih besar. Karena besar, pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air panas, dan gunung api corong kecil
(3) berbagai bentuk gunung api.
Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut.
(1) Retas (sill), magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang ada di dalam bumi berupa batuan beku.
(2) Lakolit, bentuk cembung ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke atas di antara dua lapisan batuan sedimen.
(3) Gang atau korok, bentukan tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal atau miring yang berasal dari magma yang membeku ketika berusaha menerobos batuan sedimen.
(4) Batholit, magma yang membeku jauh di dalam bumi.
Antisipasi jika terjadi gempa:
·         Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
·         Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
·         Di luar rumah
Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
·         Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
·         Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
·         Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
·         Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
·         Di gunung/pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
·         Beri pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang yang berada di sekitar anda.
·         Dengarkan informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
1.       Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
2.       Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3.       Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4.       Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5.       Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
6.       Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7.       Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8.       Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9.       Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
10.   Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
11.   Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
12.   Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
13.   Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
Kasus-kasus gempa:
·         26 Desember 2004 - Gempa bumi yang berkuatan 8,9 pada sekala Richter mengguncang bumi Aceh yang disertai oleh Tsunami, it was the most powerfull earthquake in a decade.
·         26 Disember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih 41,000 terbunuh.
·         21 Mei, 2002 - Di utara Afghanistan, berukuran 5.8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih 1,000 orang mati.
·         26 Januari, 2001 - India, berukuran 7.9 pada skala Richter dan menyebabkan sekurang-kurangnya 2,500 maut biarpun ada meletakkan angka korban seramai 13,000 orang.
·         21 September, 1999 - Taiwan, berukuran 7.6 pada skala Richter, menyebabkan 2,400 maut.
·         17 Ogos, 1999 - barat Turki, berukuran 7.4 pada skala Richter dan meragut 17,000 nyawa.
·         25 Januari, 1999 - Barat Colombia, pada magnitud 6 dan meragut 1,171 nyawa.
·         30 Mei, 1998 - Di utara Afghanistan dan Tajikistan dengan ukuran 6.9 pada skala Richter menyebabkan seramai 5,000 orang terbunuh.
·         17 Januari, 1995 - Di Kobe, Jepun dengan ukuran 7.2 skala Richter dan meragut 6,000 nyawa.
·         30 September, 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6.0 pada skala Richter dan menyebabkan seramai 1,000 mati.
·         21 Jun, 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7.3 pada skala Richter, meragut 50,000 nyawa.
·         7 Disember, 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6.9 pada skala Richter dan menyebabkan 25,000 maut.
·         19 September, 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8.1 pada Skala Richter, meragut lebih 9,500 nyawa.
·         16 September, 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7.7 pada skala Richter dan menyebabkan 25,000 maut.
·         28 Julai, 1976 - Tangshan, China. Berukuran 7.8 pada skala Richter dan menyebabkan 240,000 orang terbunuh.
·         4 Februari, 1976 - Di Guatemala, berukuran 7.5 pada skala Richter dan menyebabkan 22,778 terbunuh.
·         29 Februari 1960 - Di barat daya pesisiran pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5.7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12,000 maut dan memusnahkan keseluruhan bandar Agadir.
·         26 Disember, 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7.9, dan menyebabkan 33,000 orang maut.
·         24 Januari, 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8.3 pada skala Richter, 28,000 maut.
·         31 Mei, 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7.5 skala Richter dan meragut 50,000 nyawa.
·         1 September, 1923 - Di Yokohama, Jepun pada ukuran 8.3 skala Richter dan meragut sekurang-kurangnya 140,000 nyawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar